One Shot Mulivibrator dengan Trigger Negatif

[menuju akhir]

ONE SHOT MULTIVIBRATOR DENGAN TRIGGER NEGATIF


1.Tujuan [kembali]

  • Untuk memahami aplikasi Amplifier dan pembangkit sinyal
  • Untuk memahami rangkaian one shot multivibrator
  • Mampu merancanng rangkaian simulasi  one shot multi vibrator menggunakan proteus

2. Alat dan Bahan [kembali]

A. ALAT
  • Baterai
Baterai adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan seperti perangkat elektronik.

Pinout dari baterai :

  • DC Voltmeter
 
 DC Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.

  • DC Amperemeter
DC Amperemeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar arus pada suatu komponen. Cara pemakaiannya dengan memposisikan kaki2 Amperemeter secara seri dengan komponen yang akan diuji besar kuat arusnya.

  • Osiloskop

Osiloskop adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.

Spesifikasi:

Pinout:

Keterangan:

B. BAHAN
  • Resistor




Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Rumus hukum ohm (V=IR)

Untuk mengetahui nilai resistansi dari suatu resistor, dapat dilihat dari tabel berikut:




Cobtoh lain cara membaca resistor :
Gelang ke 1 : Merah = 2
Gelang ke 2 : Merah = 2
Gelang ke 3 : Coklat = 1 (angka 1 menjadi pangkat dari angka 10 = 101
Gelang ke 4 : Emas = Toleransi 5%
Maka nilai resistor tersebut adalah 22 * 101= 220 Ohm dengan toleransi 5%
  • Ground

Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik baliknya arus listrik atau beda potensialnya bernilai 0 (nol). Fungsi Ground adalah memberi perlidungan pada peggunaan peralatan listrik.
  • Dioda



Dioda adalah komponen elektronik yang digunakan untuk melewatkan arus. Dioda hanya dapat melewatkan arus listrik dalam satu arah saja.
  • Power Supply

Berfungsi sebagai sumber daya bagi rangkaian.
  • Kapasitor



Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua konduktor. Dimana keduanya dipisahkan oleh dua penyekat yang disebut dengan keping. Sederhanannya fungsi utama kapasitor adalah untuk menyimpan energi listrik, namun masih banyak lagi fungsi-fungsi kapasitor yang harus kamu ketahui.

Cara menentukan:

Nilai kapasitor (104J) : 10 * 10^4 pF = 10^5 pF = 100nF; toleransi 5% = ± 95nF sampai 105nF
Kapasitor adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara.
Cara menghitung nilai kapasitor :
1. Masukan 2 angka pertama langsung untuk nilai kapasitor.
2. Angka ke-3 berfungsi sebagai perpangkatan (10^n) nilai kapasitor.
3. Satuan kapasitor dalam piko farad.
4. Huruf terakhir menyatakan nilai toleransi dari kapasitor.

Daftar nilai toleransi kapasitor :
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G = 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%


Pinout:
Spesifikasi:
  • Operational Amplifier (741)

Operational Amplifier (741) berfungsi sebagai penguat dan pengindra sinyal masukkan, baik DC maupun AC, juga sebagai penguat differensiasi impedansi masukkan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah.
  • Potensiometer

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.

3. Dasar Teori [kembali]

  • Resistor
    Simbol:

    Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya.
    Resistor berfungsi untuk menghambat arus dalam rangkaian listrik. Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
    1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
    2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
    3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
    4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor

    Contoh :
    Gelang ke 1 : Coklat = 1
    Gelang ke 2 : Hitam = 0
    Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
    Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
    Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

    Dioda
    Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
    Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.
    Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.
    Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
    1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
    2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
    3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
    4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
    5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
    Untuk menentukan arus zenner berlaku persamaan:

    Keterangan:

    Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
    KAPASITOR

Setiap perangkat elektronika memiliki simbol sebagai lambang. Demikian pula dengan rangkaian kapasitor. Pada simbol kapasitor dibuat dengan tampilan yang nyaris sama.

Namun terdapat pula perbedaan yang terletak pada beberapa titik yang bertujuan untuk membedakan jenisnya.

Simbol kapasitor dibedakan menjadi dua, yaitu:Simbol kapasitor standar Eropa.
Simbol kapasitor standar Amerika.

Anda dapat melihat contoh simbol-simbol kapasitor seperti dibawah ini:

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa simbol kapasitor standar Eropa dilambangkan dengan dua segi empat yang dibuat sejajar. Sedangkan untuk simbol kapasitor standar Amerika, mereka menggunakan dua garis yang disejajarkan secara vertikal. Secara sekilas, simbol kapasitor dari kedua jenis diatas terlihat mirip. Perbedaannya hanya terletak pada beberapa bagian. Berikut ini penjabarannya.Adanya kutub positif untuk kapasitor bipolar.
Perbedaan letak ujung panah untuk kapasitor variabel (trimmer).
Terdapat perbedaan bentuk fisik dan cara mengubah kapasitas pada kapasitor trimmer dengan varco biasa.

MACAM-MACAM RANGKAIAN KAPASITOR

Untuk mendapatkan nilai tertentu pada kapasitor, hal tersebut bisa didapatkan dengan cara merangkai beberapa buah kapasitor sesuai kebutuhan.

Rangkaian untuk kapasitor pada umumnya sama dengan rangkaian listrik yang dapat dibedakan menjadi tiga, yakni rangkaian kapasitor seri, paralel dan juga gabungan. Simak penjelasannya berikut ini:
1. Rangkaian Kapasitor Seri

Rangkaian kapasitor seri merupakan rangkaian yang dibuat dengan cara menyambungkan kaki-kaki kapasitor dalam satu garis lurus. Pada rangkaian seri, ketika Anda ingin mencari hambatan. Maka hambatan totalnya cukup dijumlahkan saja.

Untuk mendapatkan hasil penghitungannya, Anda dapat menggunakan rumus kapasitor seri, yakni adalah:


2. Rangkaian Kapasitor Paralel

Rangkaian kapasitor paralel merupakan rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih kapasitor yang disusun dengan bentuk paralel atau berderet.

Untuk jenis kapasitor paralel, susunan rangkaian paralel dapat Anda lihat pada gambar berikut ini:

Untuk penghitungan nilai kapasitas rangkaian paralel pada kapasitor, Anda dapat menggunakan rumus kapasitor paralel, yaitu:


3. Kapasitor Gabungan

Rangkaian gabungan merupakan rangkaian kapasitor yang terdiri dari perpaduan antara seri dan paralel.

Untuk menghitung nilai kapasitas dari rangkaian gabungan, Anda dapat menghitung dengan menggunakan rumus kapasitor gabungan di atas, yakni dengan menghitung masing-masing rangkaian, antara seri dan paralel kemudian menjumlahkannya.

Op- Amp LM741

Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Karakteristik penguat ideal adalah:
Gain sangat besar (AOL >>). Penguatan open loop adalah sangat besar karena feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga, serta pada rentang frekuensi yang luas.
Impedansi input sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga arus input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input sepenuhnya dapat dikuatkan.
Impedansi output sangat kecil (Zo <<)

Konfigurasi PIN LM741:

Respons karakteristik kurva I-O:
Potensiometer
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam
Komponen Potensiometer adalah :
a. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
b. Element Resistif
c. Terminal

Jenis-jenis Potensiometer
a. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
b. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
c. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.

Fungsi-fungsi Potensiometer :
a. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
b. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
c. Sebagai Pembagi Tegangan
d. Aplikasi Switch TRIAC
e. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
f. Sebagai Pengendali Level Sinyal

Ground

Berfungsi sebagai penahan arus. Pada ilmu listrik satu fasa, kita sering mendengar istilah kabel fasa, netral, dan ground. Untuk kabel fasa sudah jelas yaitu kabel yang mengandung tegangan. Ciri utama dari kabel fasa adalah bisa ditestpen akan menyala. Sedangkan untuk kabel neutral dan ground masih banyak orang bingung sehingga mengganggap sama antara netral dan ground. Untuk itu pada artikel ini akan dibahas apa perbedaan antara kabel netral dan ground.

Kabel netral adalah kabel bermuatan listrik rendah(mendekati nol) dan dipakai sebagai acuan. Seperti kita ketahui, agar terjadi aliran arus listrik maka harus ada beda potensial. Untuk itu, apabila kita hanya menggunakan kabel fasa masuk dalam komponen listrik, misalnya lampu, maka lampu tidak akan menyala. Apabila kita tambahkan kabel netral maka akan terjadi beda potensial antara kabel fasa dan netral yang melewati lampu tadi sehingga lampu menyala. Ciri dari kabel ini adalah apabila ditestpen maka testpen tidak menyala.

Kabel ground berfungsi sebagai proteksi apabila terjadi kebocoran arus. Kebocoran arus adalah apabila isolasi kabel atau perangkat elektronik rusak, maka arus listrik bisa mengalir di konduktor yang bersentuhan dengannya. Misal ada kabel kulkas yang mengelupas, akan berbahaya jika kabel yang terkelupas ini menempel di body kulkas yang terbuat dari besi/alumunium karena menyebabkan body kulkas memiliki arus listrik dan bisa menimbulkan sengatan listrik apabila terpegang. Sesuai namanya, kabel ground adalah kabel yang terhubung ke tanah/bumi yang akan membuang arus bocor tadi ke tanah. Karena berfungsi sebagai proteksi, arus listrik tetap bisa mengalir hanya dengan kabel fasa dan netral.
            

Monostable Multivibrator atau Multivibrator Monostabil adalah jenis multivibrator yang memiliki keadaan stabil tunggal. Seperti namanya, MONO yang berart SATU ini menunjukkan satu keadaan stabil dan juga keadaan kuasi-stabil. Multivibrator Monostabil ini juga dikenal sebagai one-shot multivibrator (Multivibrator satu tembakan).

Seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini, dua transistor yaitu Q1 dan Q2 dihubungkan secara umpan balik satu sama lain. Kolektor transistor Q1 dihubungkan ke Basis transistor Q2 melalui kapasitor C1. Basis Q1 dihubungkan ke kolektor Q2 melalui resistor R2 dan kapasitor C. tegangan suplai DC –VBB diberikan ke basis transistor Q1 melalui resistor R3. Pulsa pemicu diberikan ke basis Q1 melalui kapasitor C2 untuk mengubah keadaannya. RL1 dan RL2 adalah resistor beban Q1 dan Q2.

Salah satu transistor, ketika masuk ke keadaan stabil, pulsa pemicu eksternal diberikan untuk mengubah keadaannya. Setelah mengubah keadaannya, transistor tetap dalam keadaan kuasi-stabil selama periode waktu tertentu yang ditentukan oleh nilai konstanta waktu RC dan kembali ke keadaan stabil sebelumnya.

Ketika rangkaian dinyalakan, Transistor Q1 akan berada dalam keadaan OFF sedangkan Q2 akan dalam keadaan ON,  Ini merupakan keadaan Stabil. Karena Q1 OFF, tegangan Kolektor akan menjadi VCC di titik A dan mengisi C1. Sebuah sinyal atau pulsa pemicu positif diberikan pada Basis Transistor Q1 yang mengubah transistor Q1 menjadi ON. Hal ini akan menurunkan tegangan Kolektor dan mematikan transistor Q2.

Kapasitor C1 akan mulai pengosongan pada titik waktu ini. Tegangan positif dari Kolektor Transistor Q2 akan diberikan ke transistor Q1 dan menjaga Q1 tetap dalam keadaan ON. Inilah disebut dengan keadaan kuasi-stabil. Transistor Q2 tetap dalam keadaan OFF hingga kapasitor C1 kosong sepenuhnya. Setelah ini, Transistor Q2 akan ON dengan tegangan yang diberikan melalui pelepasan tegangan kapasitor.

Sinyal Triger Dan Output Monostable Multivibrator :



PROBLEM

1. Jelaskan prinsip kerja dari One Shot Multivibrator dengan trigger negatif secara detail.
Jawaban:
Prinsip kerja dari One Shot Multivibrator dengan trigger negatif didasarkan pada perubahan keadaan dari transistor Q1 ke Q2 yang dikendalikan oleh sinyal input trigger negatif. Saat sinyal trigger negatif diterapkan pada basis Q1, transistor Q1 akan memasuki kondisi cut off (off) dan tegangan pada titik antara emitter Q1 dan basis Q2 akan naik, sehingga transistor Q2 memasuki kondisi jenuh (on) dan sinyal output pada titik antara collector dan emitter Q2 menjadi rendah. Pada saat yang sama, kapasitor yang terhubung ke titik antara emitter Q1 dan basis Q2 mulai mengisi dan mengalami peningkatan tegangan seiring dengan waktu. Ketika tegangan pada kapasitor mencapai ambang tertentu, transistor Q2 akan memasuki kondisi cut off (off), sehingga sinyal output pada titik antara collector dan emitter Q2 kembali menjadi tinggi dan kapasitor melepaskan muatan dan kembali ke keadaan semula, sehingga transistor Q1 kembali ke kondisi jenuh (on) dan transistor Q2 kembali ke kondisi cut off (off). Durasi pulsa sinyal output pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif dapat diatur dengan memodifikasi nilai komponen yang terdapat dalam rangkaian, seperti nilai kapasitor atau resistor.

2. Apa yang dimaksud dengan durasi pulsa pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif? Bagaimana cara mengatur durasi pulsa tersebut?
Jawaban:
Durasi pulsa pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif adalah waktu yang dibutuhkan oleh sinyal output untuk berubah dari rendah menjadi tinggi dan kembali ke rendah lagi. Durasi pulsa ini dapat diatur dengan memodifikasi nilai komponen yang terdapat dalam rangkaian, seperti nilai kapasitor atau resistor. Semakin besar nilai kapasitor atau resistor, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ambang tertentu akan semakin lama, sehingga durasi pulsa output akan semakin panjang. Sebaliknya, semakin kecil nilai kapasitor atau resistor, maka waktu yang dibutuhkan akan semakin pendek, sehingga durasi pulsa output akan semakin singkat.

3. Jelaskan aplikasi dari One Shot Multivibrator dengan trigger negatif.
Jawaban:
One Shot Multivibrator dengan trigger negatif sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pulsa output dengan durasi yang pasti, seperti rangkaian timer atau saklar (switch). Contoh aplikasi dari One Shot Multivibrator dengan trigger negatif adalah sebagai saklar sentuh (touch switch), pengatur waktu (timer) untuk pompa air atau lampu, pengaktifan klakson pada mobil atau sistem alarm.

MULTIPE CHOICE

1. Apa yang terjadi pada transistor Q1 saat sinyal trigger negatif diterapkan pada basisnya pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif?
a. Transistor Q1 memasuki kondisi jenuh (on)
b. Transistor Q1 memasuki kondisi cut off (off)
c. Tidak ada perubahan pada kondisi transistor Q1
d. Transistor Q1 mengalami kerusakan

2. Apa yang terjadi pada sinyal output pada titik antara collector dan emitter Q2 saat kapasitor mencapai ambang tertentu pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif?
a. Sinyal output menjadi rendah
b. Sinyal output menjadi tinggi
c. Tidak ada perubahan pada sinyal output
d. Sinyal output berubah menjadi gelombang sinusoidal

3. Bagaimana durasi pulsa sinyal output pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif dapat diatur?
a. Dengan memodifikasi nilai resistor saja
b. Dengan memodifikasi nilai kapasitor saja
c. Dengan memodifikasi nilai resistor atau kapasitor
d. Durasi pulsa tidak dapat diatur pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif

4. Prinsip Kerja [kembali]

PROSEDUR PERCOBAAN :

  1. Buka Aplikasi Proteus yang ada pada perangkat
  2. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat rangkaian
  3. Mulai rangkai satu persatu komponen menjadi suatu rangkaian yang kompleks.
  4. Atur nilai dari tiap komponen pada rangkaian sesuai kebutuhan
  5. jalankan rangkaian, jika terdapat eror maka perbaiki bagian yang eror, sedangkan jika tidak ada eror, maka rangkaian dikaegorikan berhasil.
One Shot Multivibrator adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan satu pulsa atau sinyal output dengan durasi yang ditentukan oleh komponen yang terdapat dalam rangkaian. Pada One Shot Multivibrator dengan trigger negatif, sinyal input trigger yang masuk ke rangkaian harus berupa sinyal negatif atau turun.


PRINSIP KERJA :

1. Konfigurasi Dasar:One-Shot Multivibrator dapat diimplementasikan dengan menggunakan transistor, IC (Integrated Circuit) seperti 555 Timer, atau rangkaian diskrit lainnya. Dalam kasus ini, kita akan menggunakan transistor sebagai contoh.

2. Komponen Utama:Rangkaian One-Shot Multivibrator dengan Triggered Negatif menggunakan dua transistor, yakni Transistor Q1 dan Transistor Q2, serta beberapa komponen tambahan seperti resistor dan kapasitor.

3. Kondisi Awal:Sebelum pulsa trigger diberikan, kondisi awal (start) dari rangkaian adalah dimana Q1 dalam keadaan Off (mati), dan Q2 dalam keadaan On (hidup). Output (OUT) berada pada level logika yang ditentukan oleh transistor Q2 (biasanya HIGH, tergantung pada perancangan rangkaian).

4. Pemberian Pulsa Trigger:Ketika pulsa trigger negatif (biasanya dari sumber eksternal) diberikan ke rangkaian, transistor Q1 akan menjadi aktif (On) dan transistor Q2 akan mati (Off) selama periode tertentu yang ditentukan oleh komponen rangkaian, yaitu resistor dan kapasitor yang terhubung pada basis transistor Q1.

5. Proses Triggering:Ketika pulsa trigger negatif diterapkan, tegangan di basis transistor Q1 akan menurun karena arus yang mengalir melalui resistor dan kapasitor. Transistor Q1 menjadi aktif (On) karena basis-emitornya menjadi maju.Ketika transistor Q1 menjadi aktif (On), arus dari kolektor transistor Q1 menuju basis transistor Q2 terputus dan menyebabkan transistor Q2 menjadi mati (Off).Seiring waktu berlalu, kapasitor akan mulai mengisi melalui resistor dan tegangan di basis transistor Q1 akan meningkat kembali.

Waktu One-Shot:

Waktu pulsa keluaran (one-shot) ditentukan oleh nilai resistor dan kapasitor yang terhubung pada basis transistor Q1. Ketika tegangan di basis transistor Q1 mencapai ambang tegangan (threshold), transistor Q1 kembali menjadi mati (Off) dan transistor Q2 menjadi aktif (On) kembali.

6. Output One-Shot:Selama transistor Q2 aktif (On), output (OUT) akan berada pada tingkat logika tertentu (biasanya HIGH). Namun, ketika transistor Q2 mati (Off) karena proses trigger selesai, output (OUT) akan berubah ke level logika lainnya (biasanya LOW) untuk jangka waktu sesuai dengan waktu one-shot yang telah ditentukan.

VIDEO : 

 

5. Download File [kembali]

-File HTML disini
-Rangkaian One shot multivibrator dengan trigger negatif disini
-Video simulasi One shot multivibrator dengan trigger negatif disini
-Datasheet resistor disini
-Datasheet voltmeter disini
-Datasheet op amp LM 741 disini
-Datasheet kapasitor disini
-Datasheet osiloskop disini
-Datasheet dioda disini 
-Datasheet potensiometer disini
- Datasheet Baterai  klik disini
-Datasheet Amperemeter disini



[menuju awal]

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul 1 Gerbang Logika Dasar & Monostable Multivibrator

Mikroprosesor - Rangkaian DAC 0808 (Gambar 20)